Informasi Banjarmasin - Habar Banua Kalimantan

Gandeng Akademisi, KPID Kalsel Tekankan Adaptasi Regulasi di Era Digital dalam Literasi Media di Kampus UVAYA Banjarbaru

Anggota KPID Kalimantan Selatan Analisa, SE., M.Ak bersama Dr. Maya Rejeki Angriani, S.I.Kom., MM dan mahasiswa Universitas Achmad Yani (UVAYA) Banjarbaru dalam kegiatan Literasi Media.


BANJARMASIN - Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kalimantan Selatan, Analisa, SE., M.Ak, kembali melaksanakan Literasi Media di lingkungan kampus, kali ini menyasar mahasiswa Universitas Achmad Yani (UVAYA) Kota Banjarbaru, Rabu (25/11/25) pagi.


Tak hanya seorang diri, Analisa mengajak Dosen Universitas Sari Mulia Dr. Maya Rejeki Angriani, S.I.Kom., MM. untuk menjadi Narasumber dalam kegiatan bertema “Optimalisasi Regulasi Penyiaran Indonesia: Menuju Penyiaran Daerah yang Sehat dan Berkualitas".


Dalam penyampaiannya, Dr. Maya mengingatkan bahwa regulasi penyiaran harus adaptif terhadap perkembangan media digital. Menurutnya, perubahan pola konsumsi informasi menuntut pemerintah, lembaga penyiaran, dan regulator untuk lebih responsif terhadap dinamika teknologi.


“Penyiaran daerah harus sehat, independen, dan mampu melayani kepentingan publik. Regulasi yang kuat adalah kunci agar siaran lokal dapat bertahan di tengah arus digitalisasi,” ujarnya.


Dr. Maya menegaskan bahwa penyiaran daerah tidak boleh hanya menjadi perpanjangan tangan lembaga pusat, tetapi harus memiliki kekuatan identitas lokal yang relevan dengan masyarakatnya.


Ia menilai bahwa ekosistem penyiaran yang sehat hanya dapat terwujud apabila regulasi ditegakkan dan lembaga penyiaran benar-benar menjalankan fungsi pelayanan publik.


Ia juga menjelaskan bahwa masih terdapat tantangan besar seperti ketimpangan teknologi antarwilayah, dominasi konten dari pusat, dan komersialisasi siaran yang berpotensi mengurangi kualitas informasi.


"Era digital membawa tantangan baru berupa derasnya arus informasi yang tidak selalu terverifikasi sehingga lembaga penyiaran perlu meningkatkan standar kualitas dan akurasi informasi," jelasnya.


Dr. Maya juga menekankan perlunya pembenahan menyeluruh, baik dari sisi regulasi, peningkatan kapasitas SDM, maupun komitmen lembaga penyiaran dalam menjaga kualitas konten agar tetap relevan dan dipercaya publik.


Sementara itu, Analisa menyampaikan komitmen KPID Kalsel untuk terus menghadirkan literasi media bagi para mahasiswa di berbagai kampus di Kalsel.


Ia menegaskan bahwa kegiatan seperti ini merupakan bagian dari upaya KPID dalam mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, agar memahami dinamika penyiaran modern dan aturan yang mengikatnya.


“Kami di KPID Kalsel berkomitmen untuk terus hadir di kampus-kampus. Literasi media itu penting, karena mahasiswa harus tahu bagaimana regulasi penyiaran bekerja dan bagaimana peran masyarakat dalam mengawasi isi siaran,” ujarnya.


Menurut Analisa, memahami regulasi bukan hanya untuk kepentingan akademis, tetapi juga bekal penting bagi mahasiswa yang berpotensi terjun ke industri penyiaran dan dunia digital.


Ia menjelaskan bahwa orang muda saat ini berada pada posisi strategis karena mereka adalah generasi yang paling dekat dengan teknologi.


Bahkan ia juga meminta kepada mahasiswa agar tidak hanya menjadi penikmat media semata, melainkan calon penggerak industri di masa mendatang.


“Mahasiswa itu bukan sekadar konsumen media. Mereka punya potensi besar menjadi kreator, pengusaha media digital, atau bahkan bagian dari lembaga penyiaran itu sendiri,” jelasnya.


Karena itu, pemberian literasi sejak dini dianggap sangat penting. Analisa berharap mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi banjir informasi di era digital.


“Dengan literasi yang baik, saya yakin mahasiswa bisa lebih selektif, lebih kritis, dan lebih bijak dalam memanfaatkan media. Ini bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat luas,” tambahnya.


Ia juga mengajak mahasiswa untuk tidak ragu memanfaatkan peluang yang disediakan oleh perkembangan media digital.


“Perkembangan media digital ini dapat membuka banyak ruang baru bagi generasi muda. Mereka punya peluang besar untuk berkarya melalui produksi konten, mengelola platform digital, hingga menjalin kerja sama komersial dengan berbagai lembaga media,” harap Analisa.


Kegiatan berlangsung interaktif melalui pemaparan materi, sesi tanya jawab, serta diskusi mengenai penyiaran daerah. KPID Kalsel berharap kegiatan seperti ini dapat memperluas kesadaran publik tentang pentingnya penyiaran yang edukatif, berkualitas, dan sesuai aturan. (Ilh)

Post a Comment

أحدث أقدم
RajaBackLink.com