BANJARMASIN - Para Influencer dan Admin Media Sosial (Medsos) di Kalimantan Selatan diminta untuk terus berperan aktif dalam menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di Banua.
Hal itu disampaikan dalam kegiatan Forum Group Discussion yang digelar Dit Intelkam Polda Kalsel dengan tema "Mengoptimalkan Peran Media Sosial di Wilayah Provinsi Kalsel Dalam Rangka Menjaga Keamanan dan Ketertiban (Kamtibmas)" di Kota Banjarmasin, Rabu (3/9/25) pagi.
Sub Panit 3 Subdit 5 Dit Intelkam Polda Kalsel, Iptu Legiyo mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para penggiat Medsos, salah satunya pengawasan dalam menyampaikan informasi dengan bijak.
"Karena selama ini Medsos sangat penting dalam membawa opini masyarakat, kita harus selektif dan hati-hati, jangan sampai berita hoax disampaikan ke publik dan masyarakat terbawa. Jadi perlu adanya sharing sebelum saring," ucap Iptu Legiyo membuka kegiatan itu mewakili Dir Intelkam Polda Kalsel, Kombes Pol Priyanto Priyo Hutomo.
Ia meminta agar para Influencer dan Admin ke depannya bisa lebih bijak, agar dapat menjaga Kamtibmas di Banua yang kondusif.
"Jangan sampai berita yang disampaikan tidak benar, kita ingin para penggiat ini bisa bijak, tidak melanggar aturan dan tidak menyampaikan berita hoax," jelasnya.
Ia berharap melalui kegiatan ini para Admin Medsos bisa mendapatkan bekal untuk memberikan penyampaian informasi yang tepat kepada masyarakat.
Kegiatan itu diisi dengan penyampaian materi dari tiga narasumber, di antaranya Kepala Bidang Komunikasi Publik Diskominfo Kalsel Chairun Ni'mas, Narasumber Medsos Influencer Arlin Markani, dan Kasubdit 5 Dit Krimsus Polda Kalsel AKBP Arif Mansyur S.
Terpisah usai kegiatan, Kepala Bidang Komunikasi Publik Diskominfo Kalsel, Chairun Ni'mas juga mengharapkan melalui kegiatan ini, penyebaran informasi hoax di Medsos bisa diminimalisir.
"Karena ga mungkin hoax itu bakal stop beredar. Apalagi sekarang perkembangan AI sudah ada, sehingga kita harus mensinergikan itu untuk semua kepentingan yang ada," ucapnya.
Telebih Chairun juga menyampaikan, untuk mendeteksi hoax. Pihaknya dari Diskominfo Kalsel memiliki sistem pengelolaan hoax yang terhubung dengan Komdigi, yakni berupa Literasi Digital hingga link.
"Sejauh ini hoax beredar secara nasional. Namun tidak menutup kemungkinan kami akan menutup hoax yang ada di daerah, dengan ranahnya takedown oleh Komdigi," jelasnya.
Sementara itu, Narasumber Medsos Influencer, Arlin Markani juga menyampaikan pendapatnya agar para media online, khususnya para jurnalis bisa menjalin sinergi dengan para Influencer dan Admin Medsos untuk meningkatkan literasi masyarakat dalam membaca berita.
"Dan yang pastinya jangan sampai kawan-kawan semua membuat judul headline yang ambigu. Karena jika minim literasi, maka bacaannya beritanya bisa tidak sesuai," jelasnya.
Di sisi lain, Kasubdit 5 Dit Krimsus Polda Kalsel, AKBP Arif Mansyur S mengingatkan kepada para Influencer dan Admin Medsos agar selalu waspada terhadap dampak dari penggunaan Medsos.
"Karena di Kalsel ini banyak sekali kejadian, seperti penipuan hingga tindak asusila. Jadi tidak hanya Polri, tapi perlu adanya peran dari masyarakat sendiri," jelasnya.
Salah satu kasus, ujarnya, yang pernah pihaknya ungkap yakni bermula dari bermain game online hingga berujung penyebaran foto tindakan asusila.
"Jadi jangan sampai sembarang men-share sebelum men-sharing dulu, benar atau tidaknya agar tidak ada korban. Karena di dunia maya ada undang-undang yang mengatur yaitu ITE," ucapnya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya dari Krimsus sudah melakukan pengawasan dengan melakukan patroli siber.
"Jadi terus kita ingatkan jangan sampai salah share, karena bisa membuat kerusuhan besar yang menimbulkan korban," jelasnya. (*)
إرسال تعليق