BANJARMASIN - Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis (Adbis) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin dibekali pemahaman peluang bisnis penyiaran digital.
Kegiatan yang dikemas dalam suasana perkuliahan pada umumnya itu tampak berbeda dengan hadirnya Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kalimantan Selatan, Analisa, SE., M.Ak., bersama sang Dosen Humaidi, S.AB., M.AB., yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut.
Keduanya memberikan literasi media kepada para mahasiswa dengan tema “Peluang Bisnis di Era Digitalisasi Penyiaran” pada Jumat (28/11/25) pagi.
Dalam paparannya, Analisa menjelaskan bahwa digitalisasi penyiaran telah mengubah cara media bekerja dan cara masyarakat mencari informasi. Ia menyampaikan bahwa masyarakat tidak lagi bergantung pada televisi maupun radio analog, melainkan beralih ke platform digital yang lebih cepat, mudah diakses, dan bersifat personal.
Menurut Analisa, perubahan ini menuntut pelaku industri untuk terus beradaptasi, sekaligus membuka ruang yang luas bagi generasi muda untuk terlibat sebagai kreator atau pelaku bisnis di sektor media digital.
“Digitalisasi bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang bagaimana kita membaca perilaku audiens,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa masyarakat kini menginginkan informasi yang cepat, relevan, dan dapat diakses kapan saja.
“Ini peluang besar jika dimanfaatkan dengan baik,” tambahnya.
Selain itu, Analisa juga menyoroti pentingnya etika penyiaran dan pemahaman regulasi di tengah derasnya arus informasi. Ia menilai tanggung jawab media dalam menjaga kualitas konten menjadi semakin krusial.
Dengan begitu, ia pun meminta mahasiswa Administrasi Bisnis lebih berani mengambil peluang untuk masuk ke industri media digital, baik melalui produksi konten, pengelolaan platform, maupun menjalin kerja sama komersial dengan berbagai lembaga penyiaran.
“Jangan takut memulai, karena industri digital justru membutuhkan keberanian untuk mencoba dan berinovasi. Yang terpenting, buatlah konten yang berkualitas dan tidak mengandung hoaks,” tegasnya.
Senada dengan itu, Sang Dosen, Humaidi juga menyampaikan materi peluang bisnis utama yang muncul akibat berkembangnya penyiaran digital.
Salah satu halnya, Humaidi menyebut platform streaming sebagai sektor yang terus tumbuh pesat dan dapat digarap mahasiswa melalui layanan streaming tematik, baik dengan model langganan, tayangan berbayar, maupun monetisasi iklan.
“Era streaming membuka ruang bagi siapa saja untuk membuat platform sendiri, asalkan memahami pasar dan kebutuhan audiens,” jelasnya sosok Dosen Humble ini.
Kedua, Humaidi menjelaskan peluang produksi konten digital. Yang dimana menurutnya, kebutuhan akan video, podcast, musik, hingga konten kreatif meningkat signifikan. Produksi yang dulu terbatas oleh modal kini dapat dilakukan dengan peralatan sederhana.
Sehingga ia menilai peluang ini sangat relevan dengan mahasiswa yang aktif di media sosial.
“Karena monetisasi kini lebih mudah lewat sponsor, kolaborasi, dan iklan digital,” katanya.
Selain itu ujarnya, peluang di bidang distribusi dan agregasi konten juga semakin terbuka luas seiring berkembangnya platform digital.
Humaidi menjelaskan bahwa peran seperti YouTube Partner, pengelola kanal edukasi, hingga agregator konten menjadi pilihan usaha yang terus tumbuh dan diminati. Karena ujarnya, sistem distribusi digital membuat konten dapat menjangkau audiens di daerah bahkan hingga secara global.
“Selama mampu menghadirkan konten yang relevan dan konsisten, siapa pun bisa membangun audiens besar dan menjadikannya sumber pendapatan,” ujarnya.
Terakhir, Humaidi juga menyampaikan bahwa ada sektor teknologi dan layanan pendukung industri penyiaran digital. Yakni kebutuhan terhadap layanan cloud, analitika data, hingga kecerdasan buatan (AI) yang terus meningkat.
Ia menilai sektor ini sangat potensial bagi mahasiswa yang memiliki minat di bidang teknologi informasi.
“Industri digital membutuhkan banyak penyedia layanan pendukung, mulai dari cloud hosting hingga sistem rekomendasi berbasis AI. Dan ini bisa jadi kesempatan besar bagi generasi muda,” ungkapnya.
Sosok Dosen muda Adbis FISIP ULM itu juga menyebut, perkembangan teknologi yang begitu cepat menuntut industri penyiaran untuk terus beradaptasi dengan berbagai inovasi baru. Hal ini membuka ruang bagi talenta muda untuk menciptakan solusi digital yang lebih efisien dan terintegrasi.
Menurutnya, kemampuan menguasai teknologi tidak hanya memberikan nilai tambah, tetapi juga bisa menjadi modal utama untuk bersaing di dunia kerja maupun membangun usaha sendiri di sektor penyiaran digital.
“Mahasiswa harus mampu berinovasi dan memahami kebutuhan industri, karena ini akan memiliki peluang jauh lebih besar untuk masuk dan berkembang di ekosistem digital,” jelasnya.
Kegiatan literasi media ini berlangsung interaktif, dan diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa agar lebih siap memahami dinamika industri media dan mampu menciptakan peluang usaha dari perkembangan teknologi digital yang terus berkembang.


Posting Komentar