Informasi Banjarmasin - Habar Banua Kalimantan

Bedah Buku Koleksi Daerah, Dispersip Kalsel Angkat Karya Intelektual Rektor UIN Antasari

 

Kepala Dispersip Kalsel, Sri Mawarni saat menyampaikan sambutan pada kegiatan Bedah Buku “Sains, Agama, dan Kebijakan Publik” karya Rektor UIN Antasari.


BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel kembali menghadirkan kegiatan literasi bermakna melalui Bedah Buku Koleksi Perpustakaan Daerah, yang kali ini menyoroti karya intelektual terkemuka Banua sekaligus Rektor UIN Antasari Banjarmasin, Prof. Dr. Mujiburrahman.


Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh kalangan dosen, guru, pegiat literasi, pustakawan, pengelola perpustakaan, mahasiswa, pelajar, hingga masyarakat umum, yang digelar di Aula Perpustakaan Palnam Banjarmasin, Senin (6/10). 


Kepala Dispersip Kalsel, Sri Mawarni, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan bedah buku ini bukan sekadar membahas karya ilmiah, melainkan juga menelusuri pemikiran seorang intelektual yang telah memberikan kontribusi besar bagi dunia akademik, keagamaan, dan kebijakan publik di Kalimantan Selatan maupun Indonesia.


“Prof. Dr. Mujiburrahman bukan hanya seorang akademisi, tetapi juga pemikir yang menjembatani antara sains dan agama, tradisi dan modernitas, serta nilai-nilai lokal dan wacana global,” ujar Sri Mawarni.


Menurutnya, melalui kapasitasnya sebagai Rektor UIN Antasari Banjarmasin, Prof. Mujiburrahman telah menunjukkan bahwa intelektualisme sejati tidak berhenti pada teori, melainkan diwujudkan dalam praktik nyata untuk membangun masyarakat yang inklusif, berkeadaban, dan berorientasi pada kemajuan.



Buku berjudul “Sains, Agama, dan Kebijakan Publik” menjadi sorotan utama dalam kegiatan ini. Karya tersebut merupakan refleksi mendalam tentang bagaimana ilmu pengetahuan dan agama dapat saling bersinergi dalam merumuskan kebijakan publik yang adil, bijak, dan berpihak pada kemaslahatan umat.


“Kami bangga karena koleksi perpustakaan daerah memuat karya-karya tokoh intelektual lokal yang memiliki pengaruh nasional. Ini bukti bahwa Kalimantan Selatan memiliki sumber daya pemikiran yang luar biasa,” tambah Sri Mawarni.


Ia berharap kegiatan bedah buku seperti ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat budaya literasi di Banua, membangun dialog lintas disiplin ilmu, serta menegaskan peran perpustakaan sebagai pusat pemikiran dan peradaban.


“Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin menumbuhkan ruang diskusi intelektual yang hidup, sehingga perpustakaan bukan hanya tempat membaca, tetapi juga tempat melahirkan gagasan besar,” tutup Sri Mawarni. (Adv)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama