Informasi Banjarmasin - Habar Banua Kalimantan

Gelar Lomba Resensi Buku Tingkat SMA, Kadispersip Kalsel : Tumbuhkan Kecintaan Terhadap Buku dan Perpustakaan

 

Dispersip Kalsel gelar Lomba Resensi Buku tingkat SMA se-Kalsel, dorong minat baca dan apresiasi karya tulis di kalangan pelajar.

 

BANJARMASIN – Dalam upaya meningkatkan budaya literasi di kalangan pelajar, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan menggelar Lomba Resensi Buku untuk tingkat SMA/sederajat.


Kegiatan ini berlangsung di Aula Dispersip Kalsel dan diikuti oleh 50 peserta dari berbagai sekolah di 13 kabupaten/kota se-Kalimantan Selatan.


Lomba ini menjadi ajang perdana di tahun 2025, dengan tujuan melatih kemampuan siswa dalam membaca, memahami, mengevaluasi, serta menyampaikan ulasan terhadap buku-buku koleksi perpustakaan. 


Para peserta memperebutkan hadiah total sebesar Rp15 juta, yang terdiri dari uang pembinaan, trofi, dan piagam bagi juara I hingga harapan III, serta satu pemenang favorit.


Akhmad Reza Maulana dari SMAN 1 Banjarmasin keluar sebagai juara pertama dengan perolehan nilai tertinggi, 475 poin. Juara kedua diraih Rachel Ashila Gratia dari MAN 2 Banjarmasin (470 poin), dan juara ketiga Nailah Azmi dari MAN 3 Banjarmasin (460 poin).


 Sementara juara harapan I hingga III masing-masing diraih oleh Juni Amelia Rachman (SMKN 1 Banjarbaru), Ghina Raisa Kamila (MAN Insan Cendekia Tanah Laut), dan Santi Putri Mirani (SMAN 2 Kotabaru). Zahra Athira Faiha dari SMAIT Ukhuwah Banjarmasin terpilih sebagai juara favorit.


Kepala Dispersip Kalsel, Sri Mawarni, mengatakan lomba ini tidak hanya bertujuan meningkatkan keterampilan literasi, tetapi juga mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Tingkat Gemar Membaca (TGM) di Kalimantan Selatan.


“Melalui lomba ini, kami ingin menumbuhkan kecintaan siswa terhadap buku dan perpustakaan. Kami ingin mereka tahu bahwa perpustakaan menyimpan banyak koleksi menarik dan relevan dengan kehidupan saat ini,” ujar Sri.


Menariknya, lomba ini tak hanya menilai naskah resensi, tapi juga penampilan peserta saat membacakan resensinya secara langsung.


Ketua dewan juri, Muhammad, menjelaskan bahwa dua aspek ini penting untuk melihat sejauh mana peserta benar-benar memahami isi buku yang diulas, sekaligus mencegah penggunaan teknologi AI dalam proses pembuatan resensi.


“Kami ingin peserta benar-benar membaca bukunya dan mampu menyampaikan ulasannya dengan pemahaman mendalam,” tegasnya.


Melalui kegiatan ini, Dispersip Kalsel berharap literasi menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda, dan perpustakaan semakin dekat dengan dunia mereka. (Adv/HM)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama